Minggu, 31 Agustus 2014

sesederhana ini? hahaa semoga.

bahagia itu sederhana (katanya). tapi kenyataannya, seringkali beberapa hati yang saling mencintai selalu dihadapkan dengan cobaan, pertentangan dan sebagainya untuk bisa bersama dan bahagia. lantas apa itu yang dinamakan sederhana?

apa setiap perasaan harus disuguhkan dengan berbagai jenis perjuangan untuk mencapai cinta yang setimpal?
atau mungkin setiap perasaan itu tercipta hanya untuk dijadikan tumbal lalu dipertontonkan sebelum pada akhirnya kebahagian itu dipertemukan?

Tuhan ..
aku yakin cinta gak serumit itu.

kali ini, aku bilang "sudahi!"
kau bilang "gak ada yang harus diakhiri!"

aku kagum dengan caramu bertahan. tapi kita egois, sayang.

aku menyerah? tidak! sama sekali tidak.
tapi selalu bergumam dalam hati, "bukankah sia-sia memaksakan sesuatu yang memang gak bisa dipaksakan? buat apa bertahan jika mencintaiku hanya menambah beban? jikalau dilanjutkan dengan perjuangan yang aku bilang ga sederhana ini, apa kita tau endingnya nanti bakalan seperti apa?"

ibarat pertunjukan layar tancap, kita ini wayang yang 'ndablek'. ketika dalang dan para penonontonnya sudah muak dengan alur cerita kita, kita tetap bersih keras berlakon. tanpa dalang. tanpa naskah. apa bisa?

ah! ternyata cinta itu multitafsir dan cara mendapatkan cinta paling bahagia itu juga harus multitasking (kurasa). gak sederhana seperti yang mereka bilang.

kadang kita harus mengorbankan perasaan demi menyelamatkan keadaan.

"hahaaa kita ga beda kota, kita ga terhalang jarak, lalu hubungan ini apa namanya?" begitu fikirku ketika aku lelah dengan kita.

tapi cinta ga harus tatap muka kan?
cinta ga harus saling genggam kan?
ga harus seperti mereka yang selalu bersama kan?
kita masih punya doa yang saling menguatkan. tunggu, hingga waktunya tiba. percayalah, doa-doa baik akan selalu di-amin-kan semesta.

aku percaya, persamaan matematika yang begitu rumitpun bisa disederhanakan jika ada rumus.
tugas kita adalah menemukan rumus untuk menyederhanakan cinta yang kita bilang rumit ini.

tapi kalaupun pada akhirnya kita memang harus berpisah.....
ah entahlah.
nikmati saja prosesnya.

seperti halnya bertemu, Tuhan selalu punya kejutan pada apa-apa yang gak pernah kita duga sebelumnya.
jalani, nikmati setiap prosesnya.
mungkin saat ini kita sedang pasrah pada keadaan, tapi semoga kita ga akan pernah lelah bertahan, semoga kita anti pada kata menyerah.

sebab aku mencintaimu, A. bukan selamanya, tapi seterusnya. hingga renta, hingga kita menyaksikan cucu-cucu kita memakai toga. di usia senja kita kelak, akan kuceritakan pada mereka sembari bertukar canda di beranda rumah "bahagia paling sederhana itu ya saat kakekmu bisa menyederhanakan cinta kami yang begitu rumit, nduk." begitu kataku sambil mengusap kening lapangmu yang tampak keriput.

entah kisah kita nanti sesederhana tulisan ini atau tidak, kuharap 'semoga'
:')



Kamis, 20 Maret 2014

.

coba ceritakan, bahwa aku dulu pernah begitu mencintai puisi, sampai pada akhirnya diksi-diksi itu melenggang pergi & imajinasi pun terhenti.

coba ceritakan, bahwa kau dulu pernah hidup dalam puisi yang bait-baitnya juga pernah menjadi barisan bintang yg mengindahkan malam, sebelum pada akhirnya kau bilang aku hanya pemimpi yg merindukan pagi.

coba ceritakan, tentang aksara yang mati setelah kehilangan inspirasi.

coba ceritakan!

coba ceritakan, biar dunia kelak tahu apa yang dia tidak tahu tentang kita; aku, kau, & puisi-puisi itu.

kepada deretan kata yang entah,
aku ingin mencintaimu kembali tanpa harus menunggu patah hati lagi.